Media Komunitas Perpajakan Indonesia › Forums › PPh Orang Pribadi › SPT Orang Pribadi yang Bekerja Serabutan
SPT Orang Pribadi yang Bekerja Serabutan
Salam rekan
Mohon petunjukSaya kerja serabutan. Bantu sodara/ temen, dapat komisi/untung dari jual beli barang dll
Jika saya rata2 penghasilan perbulan saya di tahun 2018 antara 6-7jt ( diatas PTKP dengan status K2 )
apakah SPT OP saya jd kurang bayar ?
Untuk tahun 2019 apakah tiap bulan saya harus bayar PPh pasal 25 ? ( wajib atau tidak )
terimakasih- Originaly posted by cyerra05:
apakah SPT OP saya jd kurang bayar ?
Untuk tahun 2019 apakah tiap bulan saya harus bayar PPh pasal 25 ? ( wajib atau tidak )
terimakasihiya jadi kurang bayar. dan tiap bulan harus bayar pph 25. soalnya saya pernah dapat surat cinta juga terkait pph 25. katanya harus byr tiap bulan. soalnya dulu sy bayarnya 1 tahun 1x. jd dapat deh surat cintanya
Dalam kasus ini ,
kan penghasilan nya ga teratur. Kalo tahun depan penghasilannya dibawah PTKP ,mau minta restitusi kelebihan pajaknya itu yg repot.- Originaly posted by cyerra05:
apakah SPT OP saya jd kurang bayar ?
Untuk tahun 2019 apakah tiap bulan saya harus bayar PPh pasal 25 ? ( wajib atau tidak )Iya akan ada KB. & untunk tahun 2019 lebih baik bayar PPh pasal 25 setiap bulannya juga.
Originaly posted by astarindo:kan penghasilan nya ga teratur. Kalo tahun depan penghasilannya dibawah PTKP ,mau minta restitusi kelebihan pajaknya itu yg repot.
Menurut pasal 1 KEP 537 tahun 2000 : "Penghasilan teratur adalah penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setiap tahun pajak, yang bersumber dari kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, harta dan atau modal, kecuali penghasilan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.".
Disana jg diatur mengenai perhitungan angsuran PPh 25, & menurut saya boleh tidak membayar PPh 25 apabila memenuhi & dengan membuat perhitungan tersendiri. tapi dalam hal ini rekan diatas tdk memenuhi kriteria jadi tetap harus dibayar PPh 25.cmiiw
- Originaly posted by cyerra05:
apakah SPT OP saya jd kurang bayar ?
untuk SPT 2018 gunakan NORMA saja rekan, kalau makelar mungkin bisa pakai tarif 50%.
jadi belum tentu kurang bayar.coba Check PER-17-th2015 dan lampirannya.
NB: norma seharusnya disampaikan maksimal akhir maret tahun berjalan. - Originaly posted by eddy_20:
Originaly posted by astarindo:
kan penghasilan nya ga teratur. Kalo tahun depan penghasilannya dibawah PTKP ,mau minta restitusi kelebihan pajaknya itu yg repot.Menurut pasal 1 KEP 537 tahun 2000 : "Penghasilan teratur adalah penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setiap tahun pajak, yang bersumber dari kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, harta dan atau modal, kecuali penghasilan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.".
Disana jg diatur mengenai perhitungan angsuran PPh 25, & menurut saya boleh tidak membayar PPh 25 apabila memenuhi & dengan membuat perhitungan tersendiri. tapi dalam hal ini rekan diatas tdk memenuhi kriteria jadi tetap harus dibayar PPh 25.Kadang bahasa di dlm UU atu PP sulit dimengerti 🙂
Menurut yg buat sudah jelas tapi yg baca ga ngerti hehehe… - Originaly posted by eddy_20:
tapi dalam hal ini rekan diatas tdk memenuhi kriteria jadi tetap harus dibayar PPh 25.
kriteria yang bagaimana supaya tidak bayar angsuran pajak pph 25 ?
takutnya lupa bayar dan malah kena denda - Originaly posted by eddy_20:
Iya akan ada KB. & untunk tahun 2019 lebih baik bayar PPh pasal 25 setiap bulannya juga.
Sependapat.
Originaly posted by lilypajak:untuk SPT 2018 gunakan NORMA saja rekan, kalau makelar mungkin bisa pakai tarif 50%.
jadi belum tentu kurang bayar.[i]"WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 tahun kurang dari Rp. 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan"
Bukan untuk SPT 2018, Rekan. Namun, untuk SPT OP 2019.
Untuk mendapatkan "fasilitas negara" tersebut, paling lambat lapornya adalah tanggal 31 Maret 2019.