Media Komunitas Perpajakan Indonesia Forums Lain-lain Waspada Penyalahgunaan NPWP

  • Waspada Penyalahgunaan NPWP

     achmadlan updated 7 years ago 4 Members · 5 Posts
  • Muaz

    Member
    11 April 2017 at 5:47 pm

    Dear rekan dan master ortax…

    Disini ane mau share cerita pengalaman pribadi yang saat ini sdg ane hadapi.
    Sebelumnya ane izin perkenalan dulu..
    Ane adalah direktur sekaligus pemilik CV yang kegiatan transaksinya sebagian besar berhubungan dengan penyerahan ke bendaharawan pemerintah.
    Yang sering bertransaksi dgn bendaharawan pemerintah pasti sdh hafal nih bahwa setiap transaksi selalu ada yang namanya pemotongan PPN dan PPh, dan terbitkan e faktur.
    Untuk urusan pajak, Ane termasuk yang rapih gan. Tiap ada transaksi yang pasti ane catet detail dari A sampe Z nya.

    Mendekati akhir batas waktu pelaporan SPT Tahunan Badan (biasanya bulan April), ane selalu dateng ke AR ana di
    kantor pajak tempat No NPWP ane terdaftar, untuk minta track record pembayaran2 pajak selama satu tahun ke belakang.
    (Misal, utk lapor SPT Tahunan 2016, berarti ane minta ke AR detail pembayaran2 pajak selama 2016). Kenapa? Supaya catetan
    pembayaran pajak CV ane itu klop dengan catetan yang di punya kantor pajak.

    Sekitar bulan Februari lalu, ane dtg lagi ke AR ane utk minta detail pembayaran2 pajak CV ane slm tahun 2016. (Disinilah semuanya bermula).
    Pas lihat detail pembayaran yang ane dapet dari AR, ane kaget setengah mati gan. Data pembayaran pajak CV ane berbeda jauh dgn data yang ane punya.
    Ada kurang lebih 50 pembayran pajak atas PPN (belum termasuk PPh) dari CV ane yang ane sendiri ga tau asal-usul pembayaran itu.
    Siapa yang bayar, buat apa, motifnya apa, dll.

    Catetan detail pembayran yang ane dapet dari AR itu lengkap sama no NTPN nya sekalian gan. Dari no NTPN itu, ane bisa ngelacak dimana tempat, tanggal, dan jam, pembayran
    pajak itu dilakukan (Pakai SSE Versi 1)

    Apa efeknya dari pembayaran pajak yang asal-usulnya ga jelas ini? Ane bisa2 disangka oleh KPP bahwa ane tidak menerbitkan faktur pajak. Ya gimana mau nerbitin
    faktur pajak, atas transaksinya apa & lawan transaksinya siapa juga ane ga tau gan.

    Ane ga bisa nuduh siapa2 gan. Bendahara pemerintah yang ane pernah transaksi bukan cuma 1 atau 2 dinas aja. Mau nuduh partner kerja? ga bisa juga, gimana mau nuduh tanpa bukti.
    Ane jadi suudzon kesana kemari gan.

    Sampai skrg ane masih bingung, harus bagaimana. Kalau mau nuduh bendaharawan pemerintah, yah ga mungkin, karena skrg setiap bendaharawan pasti minta faktur pajak.
    Yang ane takutin itu, oknum yang menggunakan no NPWP CV ane seenaknya ini ga bikin faktur pajak, atau lebih parah lagi ngeluarin faktur pajak bodong.
    Kebayang sanksi nya gan. Ane coba baca-baca UU Pajak yang berhubungan dengan sanksi gan, serem, bisa bangkrut gara-gara denda pajak.

    Ane udah lapor ke AR ane, bahwa atas transaksi pembayran2 itu ane tidak tahu sama sekali. Sengaja ane lapor ke AR lebih dulu daripada nanti muncul Surat Himbauan
    Pembetulan SPT PPN. Untungnya si AR percaya gan. Usul dari AR ane disuruh melakukan pembetulan SPT PPN,tapi gimana mau melakukan pembetulan SPT PPN Masa terkait, transaksi nya
    aja ane ga tau. Mau bikin faktur pajak digunggung, SSP asli nya mana.

    Sampai ane share tulisan ini di forum, belum ada titik terang kelanjutannya gan.

    Menurut AR ane, ada beberapa kemungkinan :

    1. oknum tersebut menggunakan e billing DJP untuk melakukan pembayaran NPWP Lain. Dan ane jadi korban gan.
    Mungkin disinilah kelemahan sistem E Billing, karena setiap orang bisa melakukan pembayaran utk NPWP pihak lain.

    2. Oknum itu bayar pajak PPN sama PPh di bank/pos persepsi dgn cuma modal SSP Pajak yang manual (krn selama 2016 masih boleh pakai manual khususnya di kantor Pos)
    Dan setelah no NTPN nya dilacak, memang sebagian besar dari pembayran pajak yang ane ga tau asal-usulnya itu, dilakukan di Kantor Pos (Sayangnya ga ketauan di Kantor Pos cab mana)

    Sayangnya, ga bisa dilacak gan no ID Billing yang dipake utk melakukan pembayran2 itu asal nya dari account ID Billing siapa.
    Ane sih cuma bisa berharap, sistem pembayaran NPWP lain yang ada di E Billing itu dihapus akses nya sama DJP. Karena pasti banyak pihak yang dirugikan.

    Cerita ini ane share ke rekan-rekan semua supaya kasus yg ane alamin skrg tdk terjadi kpd rekan2.
    Dan ga ada salahnya kalau rekan2 Ortax juga dateng ke AR masing-masing untuk minta detail pembayaran selama setahun ke belakang.
    Ane yakin gan (Mudah-mudahan sih engga), pasti bakal muncul kasus-kasus serupa sprt yang ane alamin skrg, cuma kadang si korban ga sadar bahwa no NPWP nya disalahgunakan sampai datang
    "Surat Cinta" dari KPP.

    Pertanyaan ane, apakah ada rekan-rekan ortax yang juga pernah mengalami hal serupa? kalau ada, mohon bantu pencerahan solusinya bagaimana.
    Terima kasih.

  • Muaz

    Member
    11 April 2017 at 5:47 pm
  • priadiar4

    Member
    12 April 2017 at 8:02 am
    Originaly posted by muaz:

    Pertanyaan ane, apakah ada rekan-rekan ortax yang juga pernah mengalami hal serupa? kalau ada, mohon bantu pencerahan solusinya bagaimana.
    Terima kasih.

    di ID Billing jika terkait setoran pemungutan misal PPh Pasal 22 atau PPN dengan kode 910,920,930 akan muncul jika Billing yang input NPWP si Bendahara Pemerintah.. dan jika Bendahara Pemerintah di-audit/diteliti setorannya oleh AR ataupun setor itu bisa di-trace

  • jhonkhoferi

    Member
    12 April 2017 at 9:52 am
    Originaly posted by priadiar4:

    di ID Billing jika terkait setoran pemungutan misal PPh Pasal 22 atau PPN dengan kode 910,920,930 akan muncul jika Billing yang input NPWP si Bendahara Pemerintah.. dan jika Bendahara Pemerintah di-audit/diteliti setorannya oleh AR ataupun setor itu bisa di-trace
    page 1 of 1 «‹ 1 ›»

    Rekan Priadiar4 masih belum nangkep nih gimana cara tracenya…
    tlg di kasih pencerahan

  • achmadlan

    Member
    13 April 2017 at 9:38 am

    dalam hal kode billing dengan kode jenis setoran 910,920,930 sebelun input npwp rekanan, terlebih dahulu menginput npwp bendaharanya, jadi saat pembayaran tersebut telah masuk ke sistem, dapat diketahui npwp penyetor nya.

    jika merasa atas setoran tersebut tidak merupakan transaksi yang sebenarnya atau tidak ada, dapat menghubungi KPP dimana anda terdaftar.

Viewing 1 - 5 of 5 replies

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now