Mengapa Masyarakat Tidak Patuh pada Pajak?

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak bersama asosiasi pengusaha duduk bersama mengadakan dialog perpajakan. Pada saat berdialog, Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi menyebutkan, ada enam faktor yang membuat masyarakat Indonesia tidak patuh membayar pajak.

"Tingkat kepatuhan membayar pajak dipengaruhi enam variabel," ujar Ken, ditemui di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa, 21 Februari 2017.

Hal pertama, menurut Ken, masyarakat bisa patuh membayar pajak, asalkan percaya kepada undang-undang (UU) perpajakan, seperti UU pengampunan pajak (tax amnesty).

"Respons masyarakat sangat baik karena Presiden Joko Widodo ikut turun menyosialisasikan," ujar Ken.

Faktor kedua, adalah faktor kepercayaan masyarakat kepada pegawai pajak. Ketika pembayar pajak dan pegawai bisa saling percaya, maka sangat mudah mengajak masyarakat untuk ikut program tax amnesty.

Faktor ketiga, sikap masyarakat yang masih mencoba-coba untuk membayar pajak. Keempat, adalah faktor normal sosial.

"Faktor normal sosial ini, masyarakat kita kalau tidak bayar pajak tidak malu, padahal di negara lain tidak membayar pajak malu mereka," papar Ken.

Masalah kelima, lanjut Ken, masyarakat yang merespons positif membayar pajak jika pengisian formulirnya sangat mudah dan tidak menghabiskan waktu.

"Terakhir itu, masyarakat yang bayar pajak, mereka tahu manfaat. Contoh Rp1 triliun dari hasil pajak bisa bangun jembatan, cetak sawah dan lainnya," pungkas Ken.

sumber: http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/nbwexB6K-enam -hal-yang-membuat-masyarakat-tidak-patuh-pada-paja k

—

#bayarpajakkeren #banggabayarpajak