• PPh 21 atau PPh 23

  • yasin

    Member
    8 November 2007 at 10:10 am
  • yasin

    Member
    8 November 2007 at 10:10 am

    Terima kasih kepada Ortax atas media-nya.
    saya mau nanya, ceritanya saya memotong PPh 21 atas jasa Auditor (Akuntan) dengan kategori penghasilan Tenaga Ahli karena NPWP yang diberikan NPWP Pribadi, tapi Auditor tersebut menolak dia minta dipotong PPh 23 saja. Saya-pun tanya ke KPP
    disana ada AR, dia menjawab buat KPP dipotong PPh 21 ato 23 sama saja, jadi dipotong PPh 21 boleh dan dipotong PPh 23 juga boleh. Nah yang saya bingungkan taripnya beda hasil pempotongannya beda, apabila sekarang saya potong PPh 23 dan ternyata dikemudian hari ada pemeriksaan dan jasa dimaksud dibilang Harusnya dipotong PPh 21 gimana, yang saya takutkan tanggung renteng jadi beban kita. Mohon kepada temen-temen yang sudah faseh dan hafal dengan hal-hal spt ini, please tolong, bahas sedikit aja, biar saya ada gambaran yang agak jelas. TKS.

  • wirahman

    Member
    8 November 2007 at 4:02 pm

    Mohon maap sebelumnya kalo pembahasan saya kurang mumpuni yah…

    kebetulan beberapa hari yang lalu saya baru saja kuliah dan salah satu bahasan kuliahnya mengenai masalah yang mas tanyakan tersebut.

    nah menurut dosen saya, kita harus melihat dulu siapakah lawan transaksi kita tersebut, nah karena lawan transaksi mas itu memberikan NPWP Orang pribadi, maka seharusnya memotong PPh 21 saja, karena OP merupakan target perpajakan PPh 21, sedangkan Badan merupakan target PPh 23.

    dan sebaiknya mas jangan mengikuti perkataan rekan transaksi mas yang mau dipotong 23, wong peraturannya musti pake 21 kok. lagian kalo nanti mas salah potong bisa gawat, soalnya nanti dianggap tidak melakukan pemotongan dan harus melakukan pemotongan ulang (tapi dari duit anda, bukan duit lawan transaksi anda) dan juga ditambahkan dengan denda karena tidak melakukan pemotongan, kalo ngak salah dendanya 100% deh, coba mas liat UU KUP, saya juga lupa soalnya tentang persen dendanya.

    semoga membantu.

  • yasin

    Member
    12 November 2007 at 8:20 am

    salam kenal mas wirahman, terima kasih jawabannya, maklumlah saya baru belajar pajak nich, cuman memang sudah terlanjur saya potong PPh 23 dan dah saya lapor lagi, tapi ya sudah ga papa-lah terlanjur, mudah-mudahan ga ada apa-apa kali ya, Tks

  • poernama

    Member
    12 November 2007 at 1:51 pm

    Pa Yasin dan Mas Wirahman,
    Salam kenal ya,
    Maaf nih kalo bole ikut nimbrung, setuju dengan Mas Wirahman, patokan nya ada di NPWP, jika NPWP op = PPh 21 jika NPWP badan = PPh 23 terkecuali untuk jenis -jenis pajak lain, seperti sewa kendaraan, bangunan, tanah .., dan kalo teman2 AR yang menjawab sama saja, sebetulnya ngak betul juga karena toh ada selisi 0,5 % lumayan juga, kalo kita harusnya 5% malah kita potong 4,5%, dan yang saya belum faham , kenapa KAP tidak tahu peraturan tersebut ya?..
    Semoga Membantu

  • Nurdin

    Member
    14 November 2007 at 11:23 am

    Waduh Mas Yasin kenapa mau nerima aja permintaan si KAP itu. Sama bingungnya saya dng Mas Poernama Kenapa KAP bisa tidak tau ya, dan yang lebih bingung lagi Temen kita di AR juga bilang sama aja dipotong 21 atau 23. Padahal kan esensinya beda.

  • wirahman

    Member
    15 November 2007 at 2:53 pm

    Waduh Mas Yasin kenapa mau nerima aja permintaan si KAP itu. Sama bingungnya saya dng Mas Poernama Kenapa KAP bisa tidak tau ya, dan yang lebih bingung lagi Temen kita di AR juga bilang sama aja dipotong 21 atau 23. Padahal kan esensinya beda.

    huehehehe….. mungkin maksudnya biar untung lah, kan lumayan. lagian kalo lawan transaksi kap tersebut ngak mau dipotong 23 kan bukannya yang tanggung jawab itu perusahaan tempatnya mas yasin yah….??? soalnya kan tanggung jawab pemotongan ada di pihak si pemotong, jadi yang dipotong mah sialnya palingan belakangan, yang kena duluan sih pemotongnya kalo ada pemeriksaan…..

    CMIIW

  • yasin

    Member
    15 November 2007 at 3:21 pm

    Yang aku seselin sekarang cuman satu, kenapa si AR bilang mau di potong PPh 21 ato 23 sama saja. Memang sih bagi KPP sama saja tapi tidak bagi pemotong kita kan? kecuali tanggung renteng ditiadakan, iya ga?
    ini berarti kita yang nanya betul-betul ke KPP di jawabnya ga sungguh-sungguh oleh AR, tapi kebetulan bukan AR saya.
    selisih 3% kan lumayan, tapi ga pa-pa lah,
    Oke makasih temen-temen yang dah banyak ngasih pikiran ke aku,
    TQ

  • Jhon

    Member
    15 November 2007 at 3:24 pm

    Wakakak.. Mas Yasin mendingan pindah kerja dech sebelum diperiksa.. (Just Kidding), Ya uweis mas kalo jumlahnya ngga signifikan ga ape2 bablas aja. Mau ngebenerin juga repot, belum nego ke KAP untuk mau dibenerin, belum pembetulan, pokoke repot lah. Saran saya besok-besok jangan nurut aja ama tuch KAP biar ngga repot di kemudian hari.

  • prastono

    Member
    16 November 2007 at 4:30 pm

    Kalau NPWP pribadi memang harusnya PPh 21. Di sini kelihatan Akuntan memahami aturan dan AR tidak. Dari tarif yang dikenakan berdasarkan peraturan yang berlaku ( lihat bawah) maka ada selisih 3% yang dihemat oleh akantan. Walaupun sebenarnya itu salah. Tapi yang lebih salah lagi ya AR-nya itu yang bilang sama saja. Pantas penerimaan Kantor Pajak sering tidak mencapai target.

    Per 15 /PJ/2006 PPh 21 atas tenaga ahli (termasuk akuntan ) = 15% x 50% x Pendapatan Bruto atau = 7,5% x pendapatan bruto

    Per 70/PJ/2006 PPh 23 atas jasa akuntansi =15% x 30% x Bruto = 4,5% x bruto

    Buat mas Yasin kali lain jangan mau ngikuti permintaan pemberi jasa. Kalau udah salah begini, nanti yang kena sanksi ya pembayar yang memanfaatkan jasa, bukan si pemberi jasa.

    Thanks. Semoga bermanfaat

  • weicing75

    Member
    21 November 2007 at 10:03 am

    Dear All,

    Saya pernah mengajukan pertanyaan diatas kepada beberapa kantor akuntan/kantor konsultan pajak/rekan di kantor pajak/dan terakhir di I***, jawaban yang saya terima adalah seperti rekan2 diatas, masing2 mempunyai argumen yang kuat tapi tidak dapat memberikan kepastian mana yang benar.

    Tapi jika melihat Lampiran Per 15/PJ./2006 (bagian III paragraph terakhir) disana disebutkan:
    "Catatan: Dalam hal pemberi jasa dalam segala bidang dalam menjalankan pekerjaannya mempekerjakan orang lain sebagai pegawai, maka atas penghasilan yang diterima atau diperoleh pemberi jasa yang bersangkutan dipotong Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 UU PPH dan ketentuan pelaksanaanya" (contoh perhitungan lihat di bagian IV.3.2 PT Masa Baru vs Djunaedi)

    Mohon rekan2 dapat memberikan masukan akan hal ini.
    terima kasih

  • yasin

    Member
    23 November 2007 at 7:33 am

    dengan begitu, berdasarkan lampiran Per-15/PJ.2006 bagian III paragrap terakhir itu membuat pajak yang aku potong atas jasa KAP yang ngasih NPWP pribadi ga salah juga dong, ma kasih masukannya,
    sudah jelas kok, WP badan yang memberikan pekerjaan kepada WP pribadi dimana WP pribagi memperkerjakan orang lain dalam menjalankan pekerjaan tsb maka pemotongan PPh-nya berdasarkan PPh 23,
    menurutku lampiran Per tersebut bisa dijadikan dasar,
    oke-oke
    tanks a lot

  • Nurdin

    Member
    23 November 2007 at 8:40 am

    Argumentasi yang OK, dengan begitu masalahnya mas Yasin sudah teratasi dan yang pasti hal tersebut tidak terpikirkan oleh kita kalo Bapa yang satu ini ngga ikut nimbrung. thx

  • yasin

    Member
    23 November 2007 at 2:05 pm

    Yes

  • angel

    Member
    5 December 2007 at 4:31 pm

    Maaf teman2, saya mau memberikan pendapat sehubungan dengan lampiran Per-15/PJ.2006 bagian III paragrap terakhir tersebut.
    Kalo saya review ke PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
    NOMOR PER – 15/PJ/2006 itu sendiri, terutama pada pasal 5 ayat 4, maka yang dimaksud dengan "pemberi jasa dalam segala bidang" adalah seperti yg tercantum dalam pasal 5 ayat 1e butir 6.
    Dengan demikian berarti diluar butir 6 (pasal 5 ayat 1e butir 1 s/d 5 dan butir 7 s/d 14) tetap dikenakan pasal 21.
    Berarti utk Auditor ber-NPWP OP (butir 1-tenaga ahli) dikenakan PPh 21.

    Demikian pendapat dari saya.
    Mohon masukan dari teman2.
    Thx.

Viewing 1 - 15 of 44 replies

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now