• PPh Pasal 4 ayat 2

     ikkhy updated 11 years, 5 months ago 11 Members · 22 Posts
  • minciek

    Member
    4 November 2010 at 11:57 am
  • minciek

    Member
    4 November 2010 at 11:57 am

    Rekan Ortax , mau tanya
    jika perusahaan saya ada sewa tempat untuk pameran selama 10 hari
    DPP, 10 jt , PPn 1 jt, sewa tempat tersebut melalui EO .

    untuk sewa tersebut dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 tidak ?
    jika dikenakan , yang menanggung pihak penyewa atau pihak yang menyewakan.

    mohon pencerahan nya
    thx

  • zilo

    Member
    4 November 2010 at 12:21 pm

    Rekan minciek, pengelola gedung membuat tagihannya atas nama sapa ?

    menurut saya, kalo tagihan dari pengelola gedung atas nama perusahaan maka perusahaanlah yg harus memotong PPh Pasal 4 ayat 2 nya, tetapi kalo sebaliknya maka EO tersebut yg harus memotong.

    Originaly posted by minciek:

    jika dikenakan , yang menanggung pihak penyewa atau pihak yang menyewakan.

    Pihak yg menyewakan

    mohon koreksinya bila salah

    salam

  • minciek

    Member
    4 November 2010 at 12:23 pm

    okeee. berarti yang memotong, menyetorkan dan melaporkan adalah pihak penyewa . bener bukan ?
    thx

  • zilo

    Member
    4 November 2010 at 12:45 pm
    Originaly posted by minciek:

    okeee. berarti yang memotong, menyetorkan dan melaporkan adalah pihak penyewa . bener bukan ?
    thx

    pentul…eh betul rekan

    salam

  • sammi

    Member
    4 November 2010 at 2:34 pm
    Originaly posted by minciek:

    untuk sewa tersebut dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 tidak ?

    yup dikenakan

    Originaly posted by minciek:

    jika dikenakan , yang menanggung pihak penyewa atau pihak yang menyewakan

    pihak yang menyewakan

  • edies59

    Member
    4 November 2010 at 6:14 pm

    Para Rekan Ortax…….bila ada kasus demikian gimana ya ?

    Suatu Perusahaan menyewa Rumah (dikota kecil) milik pribadi orang yg tdk ber NPWP. Sewa rumah tersebut oleh Perusahaan akan dijadikan Kantor (krn proyeknya ada di lokasi +/- 2 jam perjalanan dari kota kecil tsb). Pemilik rumah tsb minta nilai sewa sebesar Rp.80 juta setahun (Neto) artinya uang yg diterima pemilik rumah tdk mau kurang dari 80 juta atau dgn kata lain tdk mau tahu mengenai bila ada pajak yg melekat atas transaksi sewa tersebut.

    Pertanyaan saya, apakah transaksi sewa ini dipotong PPh Psl 4(2) oleh penyewa mengingat pemilik rumah adalah orang pribadi yang menurutnya tdk punya NPWP?.

    Kalo transaksi ini tetap dipotong PPh Psl 4(2) bagaimana cara menghitung pajaknya dan cara melaporkan pemotongan pajak tsb mengingat pemilik rumah tetap minta menerima nilai sebesar 80 jt dan ybs tdk ber NPWP?

    Mohon masukan dari rekan Ortax …Terima kasih, Salam

  • begawan5060

    Member
    4 November 2010 at 6:26 pm
    Originaly posted by edies59:

    Pertanyaan saya, apakah transaksi sewa ini dipotong PPh Psl 4(2) oleh penyewa mengingat pemilik rumah adalah orang pribadi yang menurutnya tdk punya NPWP?.

    Penyewa tetap wajib memotong PPh Ps 4(2).., tidak bergantung pemiliknya ber-NPWP atau belum..

    Originaly posted by edies59:

    Kalo transaksi ini tetap dipotong PPh Psl 4(2) bagaimana cara menghitung pajaknya dan cara melaporkan pemotongan pajak tsb mengingat pemilik rumah tetap minta menerima nilai sebesar 80 jt dan ybs tdk ber NPWP?

    Nilai kontrak = Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = 80jt dan PPh ditanggung oleh penyewa. Agar beban PPh ini bisa dibiayakan maka dilakukan gross up.
    DPP semula = 80jt
    DPP setelah di-gross up = 100/90 X 80jt = 88.888.889 —> biaya sewa, deductible
    PPh yg dipotong = 10% X 88.888.889 = 8.888.889
    Jumlah yang dibayarkan = 80jt

  • edies59

    Member
    5 November 2010 at 12:23 pm

    Terima kasih Rekan Begawan5060 atas penjelasan yang sangat terang dari Anda….saya jdi tidak ragu lagi utk melaksanakan perpajakan transaksi sewa termaksud setelah memahami penjelasan Anda.
    Salam Ortax …

  • pomie

    Member
    10 November 2010 at 11:34 am

    Rekan ortax..

    Mau minta informasi nih..

    Jika penyewa (badan) tdk melakukan pemotongan final atas bangunan yg kami (badan) sewakan, maka apa yg hrs kami lakukan?

    Apakah benar jika ada penghasilan final maka kami hrs menyetorkan pph finalnya sendiri seandainya si pihak yg menyewa (badan) tidak memotong ataupun tdk buat bukti potong?

    Lalu bagaimana cara pelaporannya?sebab yg saya tau pelaporan di E-SPT Masa hanya digunakan jika penyewa nya adalah org pribadi?wlpun secara peng inputan bs saja diisi utk badan.

    Mohon bantuannya yah..

    Terima kasih..

  • Dew

    Member
    10 November 2010 at 11:57 am

    Kalo diaturanya sih :
    pelunasan Pajak Penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan dilakukan melalui:
    (1) Pemotongan oleh penyewa dalam hal penyewa adalah Badan Pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan orang pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak;
    (2) Penyetoran sendiri oleh yang menyewakan dalam hal penyewa adalah orang pribadi atau bukan Subjek Pajak, selain yang tersebut pada ayat (1).

    so kalo penyewa masuk nomor 1, seharusnya kewajiban dia untuk memotong, buat BP, stor dan lapor

  • pomie

    Member
    10 November 2010 at 12:42 pm

    Memang secara peraturan memang bgtu.. tp apakah praktek dilapangannya bisa dibiarkan begitu saja..

    Artinya pada saat pelaporan SPT Tahunan badan jika ada penghasilan bersifat final dan kita memang tdk menerima bukti potong ga apa2 dibiarkan saja tnpa ada sanksi atau ketentuan yg mengatur?

    Jika ada pemeriksaan pajak apakah nanti kita hrs tetap setor krn si penyewa tdk buatkan bukti potong k kita?wlpun secara kewajiban memang pihak yg menyewa yg hrs pungut n setor pph finalnya krn berbentuk badan bukan pribadi.

    Thanx..

  • Dew

    Member
    10 November 2010 at 1:00 pm

    kyknya ada juga yg dulu nanya kek gini….. orang yg sama ya ?

  • pomie

    Member
    10 November 2010 at 3:39 pm

    Bukan… beda orang,rekan..

    Saya udh baca dari yg sebelumnya,akan tetapi jwbannya dan kasusnya beda dg yg saya alami..

    Pihak yg menyewa ga mau buka bukti potong malah minta kita yg setorkan sendiri saja wlpun secara kewajiban potput adalah pihak yg menyewa..

    nah…jika begini praktek di lapangan,apa yg hrs saya lakukan?apakah biarkan saja saya ga ush setor sendiri,dan tetap laporkan penghasilan final nya apa adanya n nilai bukti potong yg kita terima dilaporkan jg seadanya senilai yg didapat dari para pihak yg menyewa.

    Artinya :

    Total penghasilan final 100 jt, bukti potong hanya 8 juta saja,sdgkan 2 juta lagi memang ga ada bukti potong n kita ga setorkan sendiri.
    Apakah jawaban seperti ini bs diterima oleh pemeriksa pajak apabila perusahaan saya diperiksa?

    Thanks rekan..

  • permesti

    Member
    11 November 2010 at 8:00 am

    bro Begawan5060 dan friend yg laen saya cma mo confirm sja nich…….

    Untuk apa PPh final 4(2) di gross up…????
    Karena menurut saya, disamping lebih memberatkan prshn dalam membayar pajak (lebih besar) juga gak ada gunanya karena toh akan dikoreksi fiskal juga nantinya. Oceh….boz..
    (mohon koreksinya….friend)

Viewing 1 - 15 of 22 replies

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now